Merefleksikan Bagaimana Demokrasi dan HAM Kita Hari Ini

Bersama berbagai komunitas kolektif di Palembang mengadakan diskusi bertema “Demokrasi dan HAM” di Rumah Sintas Palembang, dengan fokus pada gerakan masyarakat sipil. Fatia Maulidiyanti, salah satu narasumber, menyoroti melemahnya gerakan masyarakat sipil saat ini. Sebagai aktivis HAM yang pernah dikriminalisasi, ia mengajak peserta untuk lebih kritis dalam menganalisis kondisi demokrasi dan penegakan hak asasi manusia. Menurut Fatia, narasi HAM dan demokrasi telah dibajak oleh rezim oligarki, yang terlihat jelas pada pemilu legislatif dan pilpres Februari 2024 lalu. HAM juga mengalami tantangan serius. Pelanggaran hak asasi manusia masih terjadi dengan berbagai bentuk, mulai dari pembatasan kebebasan berpendapat, kriminalisasi aktivis, hingga kekerasan terhadap kelompok minoritas. Dengan semakin lemahnya gerakan masyarakat sipil dan penyimpangan dalam demokrasi serta HAM, sangat penting bagi masyarakat untuk tetap kritis dan aktif dalam memperjuangkan hak-hak mereka. Upaya kolektif dari berbagai kalangan diperlukan untuk menjaga integritas demokrasi dan menegakkan hak asasi manusia secara berkelanjutan.Diskusi ini dihadiri oleh beragam peserta seperti aktivis NGO, seniman, akademisi, mahasiswa, dan pelaku gerakan sosial. Narasumber lainnya termasuk Ferdiansyah Rivai, akademisi HI UNSRI, Taxlan, dari Warga Sipil, dan Ricky Amukti dari Rawang.id sebagai moderator.

Ferdiansyah Rivai, akademisi HI UNSRI menyoroti kemunduran demokrasi di Sumatera Selatan terlihat dari maraknya dinasti politik dan oligarki yang menguasai panggung politik. Dinasti politik membatasi munculnya pemimpin baru, sementara oligarki, dengan kekayaan dan pengaruh besar, mendominasi keputusan politik dan ekonomi. Hal ini menciptakan ketimpangan kekuasaan dan mengabaikan kepentingan publik demi kepentingan pribadi atau kelompok tertentu, membuat masyarakat apatis karena merasa suara mereka tidak berpengaruh dalam sistem yang dikendalikan elit. Wahyu Saputra A dari Rawang.id mengungkapkan bahwa demokrasi dan HAM saat ini masih banyak mengalami penyimpangan dan kemunduran. Hal ini disebabkan oleh ketidaksiapan dan ketidakmampuan elit politik, pengabaian peran masyarakat sipil, serta pengaruh militer yang menyebar layaknya hegemoni untuk menciptakan demokrasi yang menyimpang demi kepentingan kekuatan besar tertentu. Narasi HAM yang seharusnya melindungi individu dari penyalahgunaan kekuasaan sering kali dipolitisasi untuk kepentingan kelompok tertentu, sehingga mengaburkan tujuan utamanya. (APR)

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *